Profil Jajang Sonjaya
Tentu kita semua masih ingat dengan seorang musisi tahun 70-an bernama Jajang Sonjaya (Ison), Mengawali kariernya di bidang musik melalui sebuah audisi pencarian bakat "The Boy Band" di wanayasa-Purwakarta. Readmore...
Featured 2
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore..
Menu Earning
Menu Earning atau penghasilan ini berfungsi untuk melakukan pendaftaran Adsense melalui Blogger dan juga menautkan akun adsense ke blogger yang kita kelola. Menu ini merupakan menu yang sangat berguna untuk para blogger jadi sangat di sayangkan jika menu yang bagus seperti ini tidak di manfaatkan dengan baik. Nah, berikut ini adalah panduan singkat bagaimana cara memunculkan menu Penghasilan pada Blog ?? Readmore...
Sidang Gugatan Pilpres
Jakarta, CNN Indonesia -- Sidang keempat sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (20/6), hanya menampilkan satu ahli, yakni Marsudi Wahyu Kisworo, dan tanpa saksi. Pemaparannya soal Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) 'mematahkan' serangan-serangan kubu 02Readmore...
Featured 5
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore...
Profil Jajang Sonjaya seorang musisi yang banting stir menjadi karyawan pabrik
Sidang Pilpres MK: Ahli Patahkan Klaim Kecurangan Situng
Jakarta, CNN Indonesia -- Sidang keempat sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (20/6), hanya menampilkan satu ahli, yakni Marsudi Wahyu Kisworo, dan tanpa saksi. Pemaparannya soal Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) 'mematahkan' serangan-serangan kubu 02.
Diketahui, KPU menghadirkan ahli IT Marsudi Wahyu Kisworo dalam sidang sengketa Pilpres. Sementara itu satu ahli IT lainnya, Riawan Tjandra, hanya mengirimkan keterangan tertulisnya.
Ia mengaku sebagai arsitek dari Situng merupakan tahun 2004, meskipun kini tak bisa mengaksesnya karena bukan bagian dari KPU. Hakim Konstitusi I Dewa Gede Palguna mengistilahkannya sebagai arsitek, bukan tukang yang bikin bangunannya.
Awalnya, Marsudi menyebut Situng sudah mulai diimplementasikan pada Pemilu 2004. Awalnya, Situng ini hanya menampilkan C1. Pad apemilu-pemilu berikutnya, kata Marsudi, KPU menyetel Situng mampu manampilkan angka-angka di tiap-tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) secara rinci.
Jajaran Komisioner KPU di sidang MK. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
|
Menurut Kisworo, Situng dirancang untuk sarana transparansi kepada masyarakat sebagai kontrol proses pemungutan suara.
Situng, kata dia, memiliki tiga komponen sistem yang strategis yang disebut disaster recovery center atau sistem pusat pemulihan bila terjadi bencana di Indonesia.
Akses Situng
Kisworo juga menyebut Situng hanya bisa diakses oleh KPU dan tidak bisa direkayasa oleh pihak luar. Ketua KPU Arief Budiman pun menegaskan bahwa peretas sejauh ini baru bisa "masuk ke halamannya, tidak sampai masuk ke rumah" alias sistem utamanya.
Kisworo tak memungkiri jika situng masih memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan yang disebutkannya seperti data tervalidasi dan yang masih menjadi satu.
Hakim MK I Dewa Gede Palguna memarahi kuasa hukum paslon 02 karena mengulang pertanyaan yang sama ke Ahli. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
|
Buktinya, kata dia, masih ada kekeliruan dalam hal data yang dimasukkan ke Situng. Dengan membandingkannya dengan situs Kawal Pemilu, kata dia, ada 633 TPS yang keliru di Situng KPU.
Meski begitu, ahli juga menyatakan Situng KPU tak mungkin menguntungkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berkompetisi dalam Pemilu serentak tahun 2019.
Pertanyaan Berulang
Kuasa hukum Tim Prabowo-Sandi, Iwan Satriawan, kemudian mencecar ahli soal tanggung jawab KPU terhadap penyajian informasi yang benar dalam KPU terkait kesalahan hitung itu.
Ia mempertanyakan kepada ahli siapa yang mesti bertanggung jawab atas keamanan Situs KPU.
Namun, Kisworo mengaku tidak tahu karena dirinya bukan orang KPU.
Demo kubu 02 yang memprotes Situng KPU dan mengaitkannya dengan kecurangan pemilu. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
|
Akibat pertanyaan-pertanyaan itu, Iwan dimarahi oleh hakim I Dewa Gede Palguna yang menegaskan bahwa ahli bukan bagian dari KPU, hanya sebagai arsitek Situng.
MK pun memperkuat pernyataan Ahli bahwa hasil Pemilu 2019 tak berkaitan dengan hasil Situng karena keduanya sistem terpisah.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190620213522-12-405123/sidang-pilpres-mk-ahli-patahkan-klaim-kecurangan-situng
Jadwal Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia Terbaru
Jadwal Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia Terbaru & Terlengkap 2017 |
logo gojek traveloka liga 1 2017 |
credit : net.tv |
Jadwal Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia Terbaru & Terlengkap 2017 |
Dibawah ini Jadwal Liga 1 Indonesia pekan 1 pertama :
18:30 WIB - Persib Bandung vs Arema FC LIVE @tvOne
15:00 WIB - PSM Makassar vs Persela Lamongan
18:30 WIB - Persiba Balikpapan vs Persija Jakarta
JADWAL pertandingan GOJEK TRAVELOKA LIGA 1 INDONESIA Senin, 17 April 2017
18:30 WIB - Semen Padang FC vs Sriwijaya FC
Selasa, 18 April 2017
15:00 WIB - Persipura Jayapura vs Persegres Gresik United
Kamis, 20 April 2017
15:00 WIB - Bhayangkara FC vs Perseru Serui
Jadwal Pekan 2 Kedua Gojek Traveloka Liga 1 :
Jum'at, 21 April 2017
15:00 WIB - Persela Lamongan vs Madura United
18:30 WIB - Persegres Gresik United vs Semen Padang
Sabtu, 22 April 2017
15:00 WIB - Sriwijaya FC vs Borneo FC
15:00 WIB - Persija Jakarta vs Barito Putera
18:30 WIB - PS TNI vs Persib Bandung
Minggu, 23 April 2017
15:00 WIB - Bali United vs Persipura Jayapura
18:30 WIB - Arema FC vs Bhayangkara FC
Senin, 24 April 2017
18:30 WIB - Mitra Kukar vs PSM Makassar
Selasa, 25 April 2017
14:00 WIB - Perseru Serui vs Persiba Balikpapan
Jadwal Pekan 3 Ketiga Gojek Traveloka Liga 1 :
Jum'at, 28 April 2017
15:00 WIB - Madura United vs Mitra Kukar
18:30 WIB - Semen Padang FC vs Persipura Jayapura
Sabtu, 29 April 2017
18:30 WIB - Pusamania Borneo FC vs Persegres Gresik United
15:00 WIB - Bhayangkara FC vs PS TNI
18:30 WIB - Persib Bandung vs Sriwijaya FC
Minggu, 30 April 2017
15:00 WIB - Persela Lamongan vs Bali United
18:00 WIB - Barito Putera vs Perseru Serui
18:30 WIB - PSM Makassar vs Persija Jakarta
Senin, 1 Mei 2017
18:30 WIB - Persiba Balikpapan vs Arema FC
Jadwal Pekan 4 Keempat Gojek Traveloka Liga 1 :
Selasa, 02 Mei 2017
Jadwal Pekan 5 Kelima Gojek Traveloka Liga 1 :
Minggu, 07 Mei 2017
19:00 WIB - Madura United vs Perseru Serui
Jadwal Pekan 6 Keenam Gojek Traveloka Liga 1 :
Jum'at, 12 Mei 2017
15:00 WIB - Persipura Jayapura vs Bhayangkara FC
18:30 WIB - Persegres Gresik United vs Persiba Balikpapan
Sabtu, 13 Mei 2017
15:00 WIB - Sriwijaya FC vs Barito Putera
18:30 WIB - Perseru Serui vs Persela Lamongan
18:30 WIB - Semen Padang vs Persib Bandung
Minggu, 14 Mei 2017
15:00 WIB - Persija Jakarta vs Mitra Kukar
18:30 WIB - Arema FC vs Madura United
18:30 WIB - BaliUnited vs Borneo FC
Senin, 15 Mei 2017
18:30 WIB - PS TNI vs PSM Makassar
Jadwal Pekan 7 Ketujuh Gojek Traveloka Liga 1 :
Jum'at, 19 Mei 2017
15:00 WIB - Barito Putera vs Gresik United (live TVONE)
18:30 WIB - Madura United vs PS TNI (live TVONE)
Sabtu, 20 Mei 2017
15:00 WIB - Bhayangkara FC vs Semen Padang (live TVONE)
18:30 WIB - Mitra Kukar vs Perseru Serui
18:30 WIB - Persib Bandung vs Borneo FC (live TVONE)
Minggu, 21 Mei 2017
15:00 WIB - Persela Lamongan vs Arema FC (live TVONE)
15:00 WIB - PSM Makassar vs Sriwijaya FC
18:30 WIB - Persija Jakarta vs Bali United (live TVONE)
Senin, 22 Mei 2017
18:30 WIB - Persiba Balikpapan vs Persipura Jayapura (TVONE)
Jadwal Pekan 8 Delapan Gojek Traveloka Liga 1 (Bulan Puasa):
Sabtu, 27 Mei 2017
20:30 WIB - PS TNI vs Persela Lamongan
20:30 WIB - Sriwijaya FC vs Madura United (TvOne)
Minggu, 28 Mei 2017
19:30 WIB - Gresik United vs PSM Makassar
20:30 WIB - Arema FC vs Mitra Kukar (TvOne)
Senin, 29 Mei 2017
20:30 WIB - Borneo FC vs Bhayangkara FC
20:30 WIB - Semen Padang vs Persiba Balikpapan (TvOne)
Selasa, 31 Mei 2017
18:00 WIB - Persipura Jayapura vs Barito
Rabu, 31 Juni 2017
20:30 WIB - Bali United vs Persib Bandung (TvOne)
JADWAL GOJEK TRAVELOKA LIGA 1 INDONESIA 2017 PEKAN 9 | ||
---|---|---|
Waktu (Kick Off) | Pertandingan | Live |
Kamis, 01 Juni 2017 20:30 WIB | Madura United vs Gresik United | - |
Kamis, 01 Juni 2017 20:30 WIB | Persela Lamongan vs Sriwijaya FC | TvOne |
Jum'at, 02 Juni 2017 19:30 WIB | Mitra Kukar vs PS TNI | - |
Jum'at, 02 Juni 2017 20:30 WIB | Persija Jakarta vs Arema FC | TvOne |
Sabtu, 03 Juni 2017 19:30 WIB | Barito Putera vs Semen Padang | - |
Sabtu, 03 Juni 2017 19:30 WIB | Persiba Balikpapan vs Borneo FC | - |
Sabtu, 03 Juni 2017 20:30 WIB | PSM Makassar vs Persipura Jayapura | TvOne |
Minggu, 04 Juni 2017 20:30 WIB | Bhayangkara FC vs Persib Bandung | TvOne |
Minggu, 04 Juni 2017 20:30 WIB | Perseru Serui vs Bali United | - |
*jadwal dapat berubah setiap waktu |
JADWAL GOJEK TRAVELOKA LIGA 1 PEKAN 10 | ||
---|---|---|
Waktu (Kick Off) | Pertandingan | Live |
Senin, 05 Juni 2017 20:30 WIB | Gresik United vs Persela | TvOne |
Rabu, 07 Juni 2017 20:30 WIB | Borneo FC vs Barito Putera | - |
Rabu, 07 Juni 2017 20:30 WIB | Madura United vs Persipura J. | - |
Rabu, 07 Juni 2017 20:30 WIB | Sriwijaya FC vs Mitra Kukar | TvOne |
Kamis, 08 Juni 2017 20:30 WIB | PS TNI vs Persija Jakarta | TvOne |
Kamis, 08 Juni 2017 20:30 WIB | Semen Padang vs PSM Makassar | - |
Jumat, 09 Juni 2017 20:30 WIB | Bali United vs Bhayangkara FC | TvOne |
Sabtu, 10 Juni 2017 20:30 WIB | Arema FC vs Perseru Serui | TvOne |
Minggu, 11 Juni 2017 20:30 WIB | Persib Bandung vs Persiba Balikpapan | TvOne |
Jadwal Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia Pekan 1 Pertama |
Jadwal Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia Pekan 2 Kedua |
Jadwal Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia Pekan 3 Ketiga |
Jadwal Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia Pekan 4 Keempat |
Jadwal Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia Pekan 5 Kelima |
Kami akan selalu update jadwal pertandingan Gojek Traveloka Liga 1 2017 setiap pekan, jadi tetaplah selalu setia berkunjung ke blog http://doaslank.blogspot.com untuk mendapatkan jadwal terbarunya.
Hukum Menyebutkan Sayyidina Muhammad
Al Ustadz Ja’far Umar Thalib
Lafadh “sayyidina” dalam bahasa arab maknanya ialah sebagaimana yang diterangkan oleh para ulama berikut ini:
1). Al-Imam Muhyidin Abi Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi Ad-Dimasqi rahimahullah mengatakan: “Ketahuilah olehmu bahwa lafadh sayyid itu adalah gelar yang diberikan kepada orang yang paling tinggi kedudukannya pada kaumnya dan paling dimuliakan mereka. Lafadh ini diberikan pula bagi pimpinan dan orang mulia. juga lafadh ini diberikan kepada orang yang penyabar yang mampu menguasai kemarahan dan mampu mengendalikannya. Diberikan pula lafadh sayyid kepada dermawan, dan kepada raja (kepala negara). Juga lafadh ini diberikan oleh istri kepada suaminya. Dan terdapat banyak hadits memberikan istilah sayyid kepada orang yang mempunyai keutamaan.” (Al-Adzkar An-Nawawi, hal. 418, Fashlun fi Lafdlis Sayyid)
2). Al-Imam Majduddin Abus Sa’adat Al-Mubarak bin Muhammad Al-Jazari Ibnul Atsir rahimahullah menerangkan: “Kata As-Sayyid sebagai sebutan bagi Allah, diberikan pula sebagai panggilan bagi raja (kepala negara), orang yang terhormat, orang mulia, dermawan, penyabar, yaitu orang yang sabar menanggung gangguan yang menyakitkan kaumnya. Kata itu juga diberikan bagi suami, juga pimpinan dan orang yang dikedepankan dalam kalangan kaumnya…. (An-Nihayah jilid 2 hal. 418)
Dari keterangan dua ulama tersebut tahulah kita bahwa gelar as-sayyid adalah kehormatan bagi pihak yang digelari dengan kata tersebut. Adapun kenyataan bahwa sebagian orang memahami dilarang memberi gelar sayyidina Muhammad bagi Nabi shallallahu `alaihi wa sallam karena salam paham terhadap hadits Nabi berikut ini:
Dari Abdillah bin Asy-Syakhkhir, dia menceritakan bahwa ayahnya menceritakan: Datang seorang pria menghadap Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam. Pria tersebut menyatakan kepada beliau: “Engkau adalah sayyid Quraisy.” Maka Nabi shallallahu `alaihi wa sallam menyatakan kepadanya: “Yang dikatakan as-sayyid itu adalah Allah.” Kemudian pria menyatakan lagi kepada beliau: “Engkau itu adalah orang yang paling utama omongannya dari kalangan mereka dan paling agung kedudukanmu. Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam menyatakan: “hendaknya kalian menyatakan tentang aku seperti yang dikatakan oleh Allah (yakni sebagaimana Allah menggelari beliau, yaitu Nabiyullah dan Rasulullah) dan jangan sampai setan menyeret dia kepada tipu dayanya.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya jilid 4 hal. 24 – 25)
Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam menolak untuk dikatakan sebagai sayyidu Quraisy. Sehingga dipahami oleh sebagian orang bahwa tidak boleh menyebut sayyidina Muhammad. Dan pemahaman yang demikian tidaklah tepat bila melihat kelengkapan hadits ini. Dari kelengkapan hadits ini sesungguhnya kita dapat mengerti bahwa yang beliau tolak adalah sikap memuji-muji yang melampaui batas dan yang demikian ini akan memberi peluang kepada setan untuk menyeret yang dipuji maupun yang memuji dalam perangkapnya. Al-Imam Abu Sa’adat Ibnul Atsir rahimahullah menerangkan tentang hadits tersebut: “Beliau memang sepantasnya menduduki posisi pimpinan. Tetapi beliau tidak suka disanjung di depannya dan beliau lebih suka tawadlu’ (berendah hati)).” (An-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar jilid 2 hal. 417).
Jadi bukan karena beliau melarang pemberian gelar sayyid bagi beliau karena hadits Nabi shallallahu `alaihi wa sallam yang lainnya menegaskan tentang kedudukan beliau sebagai sayyid:
“Aku adalah sayyid (junjungan) anak Adam pada hari kiamat dan orang pertama yang terbuka kuburnya di hari kebangkitan dan orang pertama yang mensyafaati dan orang pertama yang disyafaati.” (Berkata Al-Imam As-Suyuthi dalam kitab beliau Jam’ul Jawami’ (Al-Jami’ul Kabir): “Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah radliyallahu `anhu.”)
(Lihat Jami’ul Ahadits, As-Suyuthi jilid 2 hal. 190 hadits 4770)
Maka sesungguhnya mengucapkan sayyidina Muhammad, sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Ali dan selanjutnya adalah boleh, kecuali dalam doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu `alaihi wa sallam dalam shalat, seperti shalawat Nabi dalam duduk at-tahiyyat. Nabi kita mengajarkan shalawat itu tanpa kalimat sayyidina Muhammad atau pun sayyidina Ibrahim. Maka kita tidak boleh menambahkan sayyidina ketika membaca shalawat tersebut karena beliau tidak mengajarkannya, sebab Nabi shallallahu `alaihi wa sallam telah bersabda:
“Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat.”
Pengertian Dan Penjelasan Part Of Speech
Part of Speech adalah kategori atau kelompok kata berdasarkan fungsi mereka dalam sebuah kalimat.
Noun (Kata Benda) adalah segala sesuatu yang kita lihat atau dapat kita bicarakan dan yang menunjukkan orang, benda, tempat, tumbuhan, hewan, dll
Example:
cousin - zebra - lion - house - table - printer – ice- computer
sepupu - zebra - singa- rumah - meja - printer - es – komputer
Verb (kata kerja) adalah kata yang menunjukkan nama perbuatan yang dilakukan oleh subjek,
Example:
write, grow, sleep,stay, feel, read, build, write, open, close, dll
menulis, tumbuh, tidur, tinggal, merasa, membaca, membangun, menulis, membuka, menutup, dll
Adjective adalah kata yang menjelaskan kata benda (nomina) atau kata ganti (ganti)
Example:
You look beautiful. --> Quality
(Kamu kelihatan cantik)
My book is expensive. --> Possessive
(Buku saya mahal)
Adverb adalah kata yang berfungsi untuk memberikan keterangan
Example:
She is cooking in the kitchen right now.
(Dia sedang memasak sekarang)
Adverbs of manner, describe how something happens.
Adverb dari cara, menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi.
Example:
Carefully, correctly, easily, fast, loudly, quickly.
Dengan hati-hati, dengan benar, mudah, cepat, keras, cepat.
She write her paper quickly./ Dia menulis makalah dengan cepat.
Adverbs of time, describe when something happens.
Kata keterangan waktu, menjelaskan ketika sesuatu terjadi.
Example:
After, already, during, finally, just, last, later, next, now, recently, soon, then, tomorrow, when, while,
and yesterday.
Setelah, sudah, saat, akhirnya, adil, lalu, kemudian, selanjutnya, saat ini, baru-baru ini, segera, maka, besok, saat, sementara dan kemarin.
He came home before dark./ Dia pulang sebelum gelap.
Adverbs of place describe where something happens.
Kata keterangan tempat menjelaskan di mana sesuatu terjadi.
Example:
anywhere, here, home, out, outside, somewhere, there, underground.
di mana saja, di sini, di rumah, keluar, di luar, di suatu tempat, di sana, di bawah tanah.
I want to go upstairs./ Aku ingin pergi ke lantai atas.
Adverbs of frequency, describe how often something happens.
Kata keterangan frekuensi, menjelaskan seberapa sering sesuatu terjadi
Example:
Always, every, never, often, seldom, sometimes and usually.,
Selalu, setiap, tidak pernah, sering, jarang, kadang-kadang dan biasanya.,
the fish usually swim in the river/ ikan biasanya berenang di sungai
Adverbs of duration, describe how long something happened.
Kata keterangan dari durasi, menjelaskan berapa lama sesuatu terjadi.
Example:
briefly, forever, shortly, permanently, temporarily etc.
sebentar, selamanya, tak lama, tetap/selamanya, sementara dll
The phone was temporarily out of order./Telepon itu sementara rusak.
Example:
She is a doctor /Dia adlah seorang dokter
I, you, this, they, him / Saya, Anda, ini, mereka, dia
Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata, frase atau kalimat
Example:
You and I will go to Bali tomorrow. (Saya dan kamu akan pergi ke Bali besok)
and, but, or, for, yet, so/ dan, tetapi, atau, untuk, belum, jadi
Interjaction adalah kata yang menunjukkan perasaan atau emosi
Example:
Contoh Kalimat:
Hurray! = Hore!
Alas! = Aduh! Sayang!
Bravo! = Bagus sekali!
Hush! = Diam!
Bosh! = Omong kosong!
Ah! = Aduh!
Dear me! = Astaga!
For heaven's sake! = Ya Allah!
Good heavens! = Masya Allah!
Good Lord! = Astaga!
Farewell! = Selamat Jalan!
Well done! = Bagus sekali!
Thank goodness! = Syukurlah!
Thank God! = Alhamdulillah!
Adalah kata untuk menunjukkan jenis referensi yang dibuat oleh kata benda.
Example: The , a, an
Preposisi (kata depan) adalah kata Yang tidak dapat berubah bentuknya dan biasanya diletakkan di depan kata Benda atau pada kata benda. Biasanya, preposisi menunjukkan lokasi ini di dunia fisik.
Example:
"about," "above," "across," "after," "against," "along," "among," "around," "at," "before," "behind," "below," "beneath," "beside," "between," "beyond," "but," "by," "despite," "down," "during," "except," "for," "from," "in," "inside," "into," "like," "near," "of," "off," "on," "onto," "out," "outside," "over," "past," "since," "through," "throughout," "till," "to," "toward," "under," "underneath," "until," "up," "upon," "with," "within," and "without."
Do not play in the street/ Jangan bermain di jalan
I met John at the station/ Aku bertemu John di stasiun
Pemikiran Teologi Mu’tazilah dan Syi’ah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mu’tazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam yang dikenal bersifat rasional dan liberal. Ciri utama yang membedakan aliran ini dari aliran teologi Islam lainnya adalah pandangan-pandangan teologisnya yang lebih banyak ditunjang oleh dalil-dalil 'aqliah (akal) dan lebih bersifat filosofis, sehingga sering disebut aliran rasionalis Islam. Mu’tazilah didirikan oleh Wasil bin Atha' pada tahun 100 H/718 M.
Mu’tazilah merupakan aliran rasional yang membahas secara filosofis problem-problem teologis yang tadinya belum ada pemecahan. Dengan nama studi tentang akidah, Mu’tazilah sebenarnya juga membahas masalah moral, politik, fisika dan metafisika. Mereka membentuk suatu pemikiran yang berkonsentrasi membahas masalah Tuhan, alam dan manusia.
Syi’ah dalam sejarah pemikiran Islam merupakan sebuah aliran yang muncul dikarenakan politik dan seterusnya berkembang menjadi aliran teologi dalam Islam. Sebagai salah satu aliran politik, bibitnya sudah ada sejak timbulnya persoalan siapa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah. Dalam persoalan ini Syi’ah berpendapat bahwa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah adalah keluarga sedarah yang dekat dengan Nabi, yaitu Ali bin Abi Thalib dan harus dilanjutkan oleh anaknya, Hasan dan Husen, serta keturunan-keturunannya.
Syi’ah muncul sebagai salah satu aliran politik dalam Islam baru dikenal sejak timbulnya peristiwa tahkim (arbitrase). Sementara Syi’ah dikenal sebagai sebuah aliran teologi dalam Islam, yaitu ketika mereka mencoba mengkaitkan iman dan kafir dengan Imam, atau dengan kata lain ketaatan pada seorang Imam merupakan tolok ukur beriman tidaknya seseorang, di samping paham mereka bahwa Imam merupakan wakil Tuhan serta mempunyai sifat ketuhanan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan latar belakang kemunculan Mu’tazilah dan Syi’ah?
2. Apa pokok-pokok dasar Pemikiran Mu’tazilah dan Syi’ah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah perkembangan aliran Mu’tazilah dan Syi’ah
2. Untuk mengetahui pokok-pokok dasar Pemikiran Mu’tazilah dan Syi’ah
PEMBAHASAN
A. Mu’tazilah
1. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Aliran Mu’tazilah
Perkataan Mu’tazilah berasal dari bahasa Arab (I'tazala) yang bermaksud "meninggalkan", "menjauhkan diri". Kelahiran Mu’tazilah, oleh lawan-lawannya, biasanya dikaitkan dengan keluarnya Washil ibn Atha dari halaqah gurunya, Hasan Basri, karena perbedaan pendapat tentang status orang Islam yang melakukan dosa besar. Menurut sang guru, orang tersebut dianggap munafiq sekaligus fasiq, sehingga ia harus dikeluarkan dari kemunitas masyarakat muslim. Sementara itu, menurut sang murid, orang tersebut dihukumi fasiq. Ia berada di antara “manzil baina manzilatain” (tempat di antara dua tempat, yaitu mukmin dan kafir). Karena perbedaan tersebut, sang murid lantas memisahkan diri dan membentuk halaqah sendiri bersama Amr Ibn Umaid. Sang guru mengatakan, “Intazala anna Washil” (Washil telah memisahkan diri dari kita). Dari situlah kemudian muncul istilah Mu’tazilah, orang-orang yang memisahkan diri .
Akan tetapi, dalam tradisi Mu’tazilah sendiri, Hasan Basri dianggap sebagai salah satu tokoh mereka. Bahkan, bebarapa orang shahabat besar seperti Abu Bakar, Umar dan Ali dimasukkan dalam tokoh mereka juga . Selain itu, hubungan Hasan Basri dan Washil ibn Atha tidak terputus, sampai kematian memisahkan mereka. Bahkan, Washil masih sering terlihat bepergian bersama gurunya dalam berbagai perjalanan . Ini membuat orang bertanya mengenai kebenaran cerita di atas.
Sementara itu, menurut Montgomery Watt, pemikiran utama Mu’tazilah sesungguhnya diberikan oleh Mu’ammar (Makmar). Nama Washil ibn Atha, Amr ibn Ubaid, Abu Hudzail dan lainnya, hanyalah orang-orang yang ditokohkan oleh Mu’tazilah ketika mereka memerlukan figur panutan. Selanjutnya, ketika figur Washil dianggap lebih baik dan disukai, maka ia kemudian dianggap sebagai pendirinya.
Meski demikian, tidak jelas juga siapa yang dimaksud dengan Muammar atau Makmar oleh Watt. Hanya saja, menurutnya, Mu’tazilah lahir karena pengaruh pemikiran Yunani. Ia berusaha menggabungkan dogma-dogma Islam dengan filsafat pemikiran Yunani kuno. Akan tetapi, pernyataan Watt ini juga rancu dan sulit dibuktikan. Sebab, kenyataannya, Mu’tazilah telah lebih dahulu mapan sebelum filsafat Yunani masuk ke dalam Islam lewat terjemahan.
Perhatian pada pemikiran dan pembangunan prinsip-prinsip kepercayaan. Sementara itu, cabang Baghdad dengan tokoh utama Bisyir ibn Al-Muktamar lebih memperhatikan penyebaran dan penerapan prinsip-prinsip itu dengan memanfaatkan hubungan dekatnya dengan kekuasaan khilafah Abbasyiyah. Cabang ini dibanding dengan cabang Basrah lebih banyak terpengaruh filsafat Yunani. Para pendukungnya banyak memperluas persoalan yang sudah dibahas secara sederhana oleh para pendukung Basrah dengan memanfaatkan pendapat para filosof.
Di antara para khalifah Abasyiyah, al-Makmun mempunyai jasa dalam upaya mendorong perkembangan Mu’tazilah. Bait Al-Hikmah yang didirikannya, terutama untuk penterjemahan karya-karya filsafat Yunani kuno sangat besar artinya bagi perkembangan aliran ini dalam bidang teori, walau perkembangan Mu’tazilah sendiri tidak semata-mata hasil dorongan khalifah Makmun. Di sisi lain, secara politis, al-Makmun menggunakan paham Mu’tazilah sebagai alat untuk menguji loyalitas para bawahannya yang dikenal dengan istilah “mihnah”. Yaitu, pengujian atas para hakim, apakah mereka percaya bahwa al-Qur’an diciptakan, sebagaimana ajaran Mu’tazilah. Yang tidak percaya dipecat.
Kalangan Mu’tazilah berpendapat bahwa tidak ada yang qadim selain Allah. Kepercayaan akan adanya dzat yang qadim selain Allah adalah syirik. Orang yang menduduki jabatan hakim harus bebas dari syirik. Bila sudah terlanjur, mereka harus diturunkan. Mihnah ini dalam perkembangan tidak hanya diterapkan pada para hakim, tetapi juga para saksi di pengadilan, dan kemudian para pemimpin masyarakat.
Kebijaksanaan al-Makmun ini dilanjutkan oleh al-Muktasim (833-842) dan bahkan lebih keras oleh al-Wasiq (842-847). Peran Ahmad ibn Abi Daud, salah seorang tokoh besar Mu’tazilah aliran Baghdad sangat besar dalam pelaksanaan mihnah ini . Ia adalah kawan dekat al-Makmun, yang kemudian memegang jabatan Hakim Agung menggantikan Yahya ibn Aksam pada tahun 832. Jabatan tersebut tetap dipegangnya sampai pada masa al-Muktasim dan al- Wasiq.
Meninggalnya al-Wasiq menandai kejatuhan Mu’tazilah. Penggantinya, al-Mutawakkil (847-861), lebih cenderung kepada para ahli al-hadits yang lebih banyak menderita pada masa khalifah sebelumnya. Ia menghentikan mihnah dan prinsip-prinsip Mu’tazilah tidak lagi dipakai sebagai prinsip negara. Ini berarti memberikan angin segar kepada lawan-lawan Mu’tazilah, terutama ahli Al-hadits, ahli fiqh dan Syiah, untuk balik menjatuhkannya.
Namun, dalam tubuh Mu’tazilah sendiri masih ada tokoh Abu Ali Al- Jubai dan anaknya, Abu Hasyim. Keduanya berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuatan Mu’tazilah. Sudah tentu, ini sesuatu yang sangat sulit. Kenyataanya, hanya aliran Basrah yang dapat bertahan. Aliran Baghdad, yang dahulu dekat dengan kekuasaan, harus turun dari panggung sejarah. Dalam banyak hal, usaha kedua tokoh tersebut bisa dikatakan berhasil. Namun, dalam tubuh mereka sendiri justru tampil seorang lawan baru; Abu al-Hasan al-Asya’ari (873-935), pendiri aliran Asy’ariyah, sehingga beberapa saat lamanya, Mu’tazilah tidak muncul ke permukaan.
Pada masa-masa berikutnya, ketika Bani Buwaih berkuasa (abad keempat Hijriyah), Mu’tazilah bangkit kembali, terutama di wilayah Parsia. Ia bergandengan dengan Syiah. Saat itu, banyak muncul pemikiran Mu’tazilah dari aliran Basrah, walau diakui tidak sebesar para pendahulunya. Mereka meninggalkan banyak karya yang masih bisa kita lihat sampai sekarang.
2. Pola Pemikiran dan Doktrin Mu’tazilah
Aliran mu’tazilah pada dasarnya memiliki pola pemikiran yang cenderung rasionalis. Hal ini di antaranya disebabkan banyak dipengaruhi oleh filsafat yunani yang membawa pemujaan akal ke dalam pemikiran islam. kaum mu’tazilah banyak dipengaruhi hal ini dan tidak mengherankan kalau dalam pemikiran teoplogi mereka banyak dipengaruhi oleh daya akal dan teologi mereka memiliki cortak liberal.
Diatara doktrin mu’tazilah yang dimunculkan oleh mereka yaitu mengenai Kalam Mu’tazilah, yang dirumuskan dalam lima prinsip pokok yang disebut “al-Ushul al-Khamsah”. (1) Keesaan Tuhan, (2) Keadilan-Nya, (3) Janji dan ancaman-Nya, (4) Posisi di antara dua posisi, (5) Perintah untuk melakukan perbuatan baik dan mencegah perbuatan jahat.
a. Keesaan Tuhan.
Prinsip ini didefinisikan sebagai Allah Maha Esa. Tidak ada satupun yang menyekutui-Nya dalam sifat-sifat yang menjadi haknya; baik dalam penegasian maupun penetapan. Penetapan ini terkait dengan pemahaman Mu’tazilah mengenai sifat-sifat Tuhan dan bagaimana sifat-sifat itu dinisbatkan kepada Tuhan, sehingga tidak memberikan pengertian adanya hal-hal yang bisa menodai keesaan-Nya, semisal adanya hal-hal yang qadim selain dzat Allah.
b. Keadilan Tuhan.
Prinsip ini didefinisikan bahwa semua perbuatan- Nya adalah baik. Dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak baik. Dia juga tidak mungkin meninggalkan apapun yang merupakan kewajiban bagi-Nya. Dikatakan oleh al-Khayyat, salah satu tokoh Mu’tazilah, “Seseorang tidak berhak atas nama ‘I’tizal’ kecuali ia berpegang pada keseluruhan dari lima prinsip Mu’tazilah, yaitu tauhid, keadilan, janji dan ancaman, posisi diantara dua posisi, dan amar makruf nahi munkar. Jika kelima hal ini ada pada diri seseorang, maka ia adalah seorang Mu’tazilah”.
1) Allah tidak berdusta dalam firman-Nya, dan kedustaan tidak boleh menjadi hukum-Nya.
2) Allah tidak menyiksa anak-anak orang musyrik, karena dosa orang tuanya.
3) Allah tidak memberikan mukjizat kepada orang-orang yang banyak berdusta.
4) Allah tidak membebani hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak dapat dilakukan dan tidak dapat diketahui (dipahami). Sebaliknya. Dia membuat hamba-Nya mampu melakukan beban yang diberikan, membuat mereka mengetahui sifat beban itu, dan menunjukkan serta menjelaskannya kepada mereka. Sedemikian, sehingga orang yang dibinasakan maupun yang dihidupkan, adalah berdasarkan atas keterangan yang telah diberikan. Yaitu, karena ketaatan dan kelalaian mereka sendiri.
5) Allah pasti memberikan balasan yang baik kepada manusia yang menjalankan kewajibannya secara baik dan benar.
6) Rasa sakit dan sakit yang ditimpakan Allah atas orang mukalaf, adalah untuk kepentingan mukalaf itu sendiri. Kalau tidak, maka Dia berarti telah meninggalkan kewajiban-Nya.
7) Pandangan Allah tentang hamba-Nya, mengenai hal-hal yang berkenaan dengan agama, tugas serta kewajiban adalah lebih baik daripada pandangan mereka sendiri mengenai hal itu .
c. Janji dan ancaman.
Didefinisikan bahwa Allah berjanji untuk memberikan ganjaran kepada orang yang taat dan mengancam untuk menyiksa orang-orang yang durhaka. Dia pasti melaksanakan janji dan ancaman-Nya itu; tidak mungkin terjadi kedustaan dalam janji-Nya. Bila Dia berdusta akan janji- Nya sendiri, berarti firman-Nya tidak dapat dipegangi (tidak dapat dipercaya).
d. Posisi di antara dua posisi.
Didefisinikan, bahwa pelaku dosa besar (dikalangan orang muslim) menduduki posisi di antara dua nama dan menduduki hukum di antara dua hukum, yaitu fasiq. Ia tidak dihukumi kafir, karena kenyataanya ia masih beriman dan muslim. Ia tidak dikenakan larangan melakukan perkawinan, pewarisan dan dikubur di pemakaman muslim. Namun, tidak bisa pula dihukumi sebagai muslim dan mukmin yang “baik”, karena telah melakukan dosa besar. Karena perbuatannya, sebagaimana dinyatakan dalam Ijma, ia tidak pantas dihormati, dipuji dan ditolong demi Allah, sebagaimana yang mesti dilakukan terhadap seorang mukmin.
e. Amar makruf nahi munkar.
Dalam hal ini diperlukan syarat-syarat, antara lain;
1) Pengetahuan yang pasti bahwa yang diperintahkan adalah sesuatu yang baik dan yang dicegah adalah sesuatu yang jelek.
2) Pengetahuan atau dugaan yang kuat bahwa perbuatan yang tidak baik tersebut telah benar-benar ada atau telah terjadi. Misalnya, telah tersedia alat-alat minum (minuman keras), alat-alat judi dan lainnya.
3) Pengetahuan atau dugaan yang kuat bahwa pencegahan tersebut tidak --bakal menimbulkan kerugian yang lebih besar. Misalnya, kalau dilakukan pencegahan minuman keras bakal menimbulkan huru-hara atau pembunuhan dikalangan kaum muslimin, maka pencegahan tersebut tidak wajib dilakukan.
4) Pengetahuan atau sangkaan yang kuat bahwa tindakannya itu akan menimbulkan pengaruh. Kalau sadar bahwa kata-katanya tidak bakal menimbulkan pengaruh, maka tidak wajib.
5) Pengetahuan atau sangkaan yang kuat bahwa tindakannya tidak bakal menimbulkan kerugian pada harta atau dirinya.
3. Tentang Lutf
Apakah Tuhan berkewajiban untuk melakukan sesuatu? Pertanyaan ini telah melahirkan kontroversi dikalangan ahli kalam. Penyataan bahwa Tuhan harus melakukan sesuatu atas hamba-hamba-Nya merupakan sesuatu yang sangat absurd dikalangan muslim tradisional Sunni. Sebaliknya, bagi kaum Mu’tazilah, Tuhan memiliki kewajiban terhadap manusia. Di antara kewajiban tersebut, Tuhan wajib melakukan sesuatu yang baik, bahkan terbaik kepada manusia. Tuhan wajib menepati janji-janji-Nya, mengutus para Rasul, memberi rizki kepada mahluk- Nya dan lain-lain .
Konsep Lutf, Shalah wa al-Ashlah, keduanya adalah pelebaran paham Mu’tazilah tentang keadilan Tuhan. Di dalamnya terkandung persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanyaan di atas.
Lutf, bentuk masdar “la-tha-fa” berarti menolong, menyantuni, kehalusan, keramahan dan kelembutan. Allah disebut “latif”, karena Dia Maha Penolong, Maha Halus dan Penyantun para hamba-Nya. Dalam istilah kalam Mu’tazilah, lutf adalah sesuatu yang membuat manusia mampu memilih untuk berperilaku mukmin, yang tanpanya manusia dapat terjerumus dalam tindakan sebaliknya .
Akan tetapi, konsep lutf ini bukan berarti menghilangkan makna kebebasan manusia, konsep utama dalam faham Mu’tazilah. Menurut Abd Jabbar, lutf yang diberikan Tuhan kepada mukallaf bukan sebagai balasan, melainkan sebagai konsekuansi-Nya atas adanya pembebanan pada manusia. Dan lutf inipun hanya diberikan kepada orang-orang tertentu, yaitu orang yang dinilai punya potensi atau kecenderungan untuk beriman. Lutf tidak mungkin diberikan kepada orang-orang yang ingkar, sebagaimana yang dikatakan dalam al- Qur’an,
“Sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, maka Allah akan menjadikan mereka dapat mendengar....” (Al-Anfal, 23).
Abd Jabbar membagi lutf dalam tiga kategori;
1. Lutf yang berhubungan dengan perbuatan Tuhan.
2. Lutf yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf.
3. Lutf yang berhubungan dengan selain perbuatan Tuhan dan manusia.
Lutf yang berhubungan dengan Allah, menurut Basyar ibn Muktamar, tidak merupakan kewajiban. Artinya, Tuhan tidak berkewajiban membuat atau memberikan lutf kepada semua manusia. Sebab, bila lutf tersebut merupakan kewajiban bagi Allah, maka di dunia ini tentu tidak ada kejahatan. Padahal, kenyataannya kejahatan masih banyak dan merajalela. Selain itu, kemungkinan manusia untuk berbuat; baik dan buruk, menjadi tidak mempunyai makna. Begitu pula tentang balasan surga dan neraka.
Lutf yang berhubungan dengan perbuatan manusia ada dua macam. Yang diaktifkan untuk menghilangkan kemudaratan, maka ini hukumnya wajib. Sedang lutf yang digunakan untuk aktifitas sunnah, maka tidak wajib.
Lutf yang tidak berkaitan dengan perbuatan Tuhan dan tidak berkaitan dengan perbuatan manusia mukallaf, juga ada dua. Yakni, lutf yang berhubungan dengan hukum kebiasaan, dan lutf yang berhubungan dengan perbuatan yang -- diketahui-- tidak biasa berlaku. Untuk kondisi pertama, adanya lutf dianggap baik, sedang pada kondisi kedua, tidak baik bahkan jelek.
4. Tentang Shalah wa Al-Ashlah.
Kata “shalah”, masdar kata “sha-la-ha” berarti baik, lawan kata buruk. Sedang “aslah” adalah isim tafdhil, yang bermakna “terbaik”. Istilah “Shalah wa al-Aslah” sebagaimana yang digunakan kaum Mu’tazilah, adalah suatu kewajiban bagi Allah untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi para hamba-Nya.
Konsep ini didasarkan atas paham Mu’tazilah yang menyatakan bahwa Tuhan tidak menghendaki kejahatan pada manusia. Sebaliknya, Tuhan menghendaki kebaikan-kebaikan. Menurut Mu’tazilah, jika Tuhan menghendaki kebaikan, maka Dia harus memberikan sarana-sarana kepada manusia, bagaimana harapan-Nya itu bisa direalisasikan. Artinya, Tuhan harus memberikan kebaikan, bahkan yang terbaik kepada manusia agar mereka dapat merealisasikan kebaikan sebagaimana yang diharapkan-Nya.
B. Syi'ah
1. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Aliran Syi’ah
Syi’ah (Bahasa Arab: شيعة, Bahasa Persia: شیعه) ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam. Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syi'ah. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Syi'i (Bahasa Arab: شيعي.) menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam Ali. Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10% menganut aliran Syi'ah.
Istilah Syi'ah berasal dari kata Bahasa Arab شيعة Syī`ah. Bentuk tunggal dari kata ini adalah Syī`ī شيعي.
"Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali شيعة علي artinya "pengikut Ali", yang berkenaan tentang Q.S. Al-Bayyinah ayat khoirulbariyyah, saat turunnya ayat itu Nabi SAW bersabda: "Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung" (ya Ali anta wa syi'atuka humulfaaizun).
Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara.Adapun menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucunya sepeninggal beliau. Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan mazhab.
Muslim Syi'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syi'ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi Muhammad SAW, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah.
Secara khusus, Muslim Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW dan kepala keluarga Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad SAW, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Muslim Sunni. Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung oleh Nabi Muhammad SAW, dan perintah Nabi berarti wahyu dari Allah.
Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan Sunni dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
Tanpa memperhatikan perbedaan tentang khalifah, Syi'ah mengakui otoritas Imam Syi'ah (juga dikenal dengan Khalifah Ilahi) sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte-sekte dalam Syi'ah berbeda dalam siapa pengganti para Imam dan Imam saat ini.
2. Sejarah munculnya Syi'ah
Para penulis sejarah Islam berpendapat bahwa Syi'ah lahir langsung setelah wafatnya Rosulullah SAW, yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara golongan Muhajirin dan kaum Anshor di balai pertemuan Saqifah bani Sa'idah. Pada saat itu bani Hasyim menuntut kekhalifahan bagi Ali bin Abi Thalib. Sedangkan sebagian lainnya bependapat bahwa Syi'ah lahir setelah wafatnya Utsman bin Affan (tahun 644-656 M).
Syi’ah sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib a.s (imam pertama kaum Syi’ah) diketahui sudah muncul sejak Rasulullah SAWW masih hidup. Hal ini dapat dibuktikan dengan realita-realita berikut ini:
Pertama, ketika Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengajak keluarga terdekatnya masuk Islam, ia berkata kepada mereka: “Barang siapa di antara kalian yang siap untuk mengikutiku, maka ia akan menjadi pengganti dan washiku setelah aku meninggal dunia”. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang bersedia untuk mengikutinya kecuali Ali a.s. Sangat tidak masuk akal jika seorang pemimpin pergerakan di hari pertama ia memulai langkah-langkahnya memperkenalkan penggantinya setelah ia wafat kepada orang lain dan tidak memperkenalkanya kepada para pengikutnya yang setia. Atau ia mengangkat seseorang untuk menjadi penggantinya, akan tetapi, di sepanjang masa aktifnya pergerakan tersebut ia tidak memberikan tugas sedikit pun kepada penggantinya dan memperlakukannya sebagaimana orang biasa. Keberatan-keberatan di atas adalah bukti kuat bahwa Imam Ali a.s. setelah diperkenalkan sebagai pengganti dan washi Rasulullah SAW di hari pertama dakwah, memiliki misi yang tidak berbeda dengan missi Rasulullah SAW dan orang yang mengikutinya berarti ia juga mengikuti Rasulullah SAW.
Kedua, berdasarkan riwayat-riwayat mutawatir yang dinukil oleh Ahlussunnah dan Syi’ah. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Imam Ali a.s. terjaga dari setiap dosa dan kesalahan, baik dalam ucapan maupun perilaku. Semua tindakan dan perilakunya sesuai dengan agama Islam dan ia adalah orang yang paling tahu tentang Islam.
Ketiga, Imam Ali a.s. adalah sosok figur yang telah berhasil menghidupkan Islam dengan pengorbanan-pengorbanan yang telah dilakukannya. Seperti, ia pernah tidur di atas ranjang Rasulullah SAW di malam peristiwa lailatul mabit ketika Rasulullah SAW hendak berhijrah ke Madinah dan kepahlawannya di medan perang Badar, Uhud, Khandaq dan Khaibar. Seandainya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak pernah dilakukannya, niscaya Islam akan sirna di telan gelombang kebatilan.
Keempat, peristiwa Ghadir Khum yang merupakan puncak keistimewaan yang dimiliki oleh Imam Ali a.s. Sebuah peristiwa yang seandainya dapat direalisasikan sesuai dengan kehendak Rasulullah SAW akan memberikan warna lain terhadap Islam.
3. Pola Pemikiran dan Doktrin Syi'ah
Syi’ah memiliki beberapa doktrin diantaranya:
a. Ahlul Bait secara bahasa ahlul bait berarti keluarga, ada 3 bentuk pengertian ahlul bait yaitu:
1) Mencangkup isteri-isteri Rosulullah SAW dan seluruh Bani Hasyim.
2) Hanya Bani Hasyim.
3) Terbatas hanya Rosulullah SAW, Ali, Fatimah, Hasan, Husein dan imam-imam keterunan Ali.
b. Al-Bada' , adalah keputusan Allah yang mampu mengubah suatu peraturan atau keputusan yang telah ditetapkanNya dengan keputusan baru.
c. Asura, berasal dari kata asyara yang berarti sepuluh.Yang mempunya maksud yaitu hari peringatan wafatnya Husein bin Ali.
d. Imamah (pemimpin).imamah meyakini bahwa harus ada pemimpin-pemimpin setelah Rosulullah.
e. Ismah,berasal dari kata asama' yang berarti terpelihara dan terpelihara. Doktrin ini meyakini bahwa imam-imam sepeti Rosulullah SAW telah dijamin oleh Allah terhindar dari perbuatan salah dan lupa.
f. Mahdawiyah, meyakini bahwa akan datangnya juru selamat pada hari akhir yang bernama Imam Mahdi.
g. Marja'yiyah, dari kata marja' yang artinya tempat kembali.
h. Raj'ah adalah keyakinan akan dihidupkannya kembali sebagian hamba Allah yang paling sholeh dan yang paling durhaka untuk menunjukkan kebesaranNya.
i. Taqiyah, yaitu sifat berhati-hati demi menjaga keselamatan jiwa.
j. Tawasul,memohon kepda Allah dengan menyebutkan pribadi atau kedudukan seorang imam, nabi, atau bahkan para wali agar do'anya cepat terkabul.
k. Tawalli dan Tabarri, yang aartinya mengangkat seorang sebagai pemimpinnya, tabarri yang berarti melepaskan diri atau menjauhkan diri dari seseorang.
4. Sekte-sekte dalam Syi'ah
Semua sekte dalam Syi'ah sepakat bahwa imam yang pertama adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan bin Ali, lalu Husein bin Ali. Namun setelah itu muncul perselisihan mengenai siapa pengganti imam Husein bin Ali. Dalam hal ini muncul dua pendapat. Pendapat kelompok pertama yaitu imamah beralih kepada Ali bin Husein, putera Husein bin Ali, sedangkan kelompok lainnya meyakini bahwa imamah beralih kepada Muhammad bin Hanafiyah, putera Ali bin Abi Thalib dari isteri bukan Fatimah.
Akibat perbedaan antara dua kelompok ini maka muncul beberapa sekte dalam Syi'ah. Para penulis klasik berselisih tajam mengenai pembagian sekte dalam Syi'ah ini. Akan tetapi, para ahli umumnya membagi sekte Syi'ah dalam empat golongan besar, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah dan Kaum Gulat.
a. Kaisaniyah
Adalah sekte Syi'ah yang mempercayai kepemimpinan Muhammad bin Hanafiyah setelah wafatnya Husein bin Ali. Nama Kaisaniyah diambil dari nama sorang bekas budak Ali bin Abi Thalib, Kaisan, atau dari nama Mukhtar bin Abi Ubaid yang juga dipanggil dengan nama Kaisan.
b. Zaidiyah
Adalah sekte dalam Syi'ah yang mempercayai kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin setelah kepemimpinan Husein bin Ali. Mereka tidak mengakui kepemimpinan Ali bin Husein Zainal Abidin seperti yang diakui sekte imamiyah, karena menurut mereka Ali bin Husein Zainal Abidin dianggap tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin. Dalam Zaidiyah, seseorang dianggap sebagai imam apabila memenuhi lima kriteria, yakni: keturunan Fatimah binti Muhammad SAW, berpengetahuan luas tentang agama, zahid (hidup hanya dengan beribadah), berjihad dihadapan Allah SWT dengan mengangkat senjata dan berani.
Sekte Zaidiyah mengakui keabsahan khalifah atau imamah Abu Bakar As-Sidiq dan Umar bin Khattab. Dalam hal ini, Ali bn Abi Thalib dinilai lebih tinggi dari pada Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Oleh karena itu sekte Zaidiyah ini dianggap sekte Syi'ah yang paling dekat dengan sunnah. Disebut juga Lima Imam dinamakan demikian sebab mereka merupakan pengikut Zaid bin 'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka dapat dianggap moderat karena tidak menganggap ketiga khalifah sebelum 'Ali tidak sah. Urutan imam mereka yaitu:
1) Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2) Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3) Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4) Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5) Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah anak Ali bin Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baqir.
c. Imamiyah
Adalah golongan yang meyakini bahwa nabi Muhammad SAW telah menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai imam pengganti dengan penunjukan yang jelas dan tegas. Oleh karena itu, mereka tidak mengakui keabsahan kepemimpinan Abu Bakar, Umar, maupun Utsman. Bagi mereka persoalan imamah adalah salah suatu persoalan pokok dalam agama atau ushuludin. Sekte imamah pecah menjadi beberapa golongan. Golongan yang besar adalah golongan Isna' Asyariyah atau Syi'ah dua belas. Golongan terbesar kedua adalah golongan Isma'iliyah. Golongan Isma'iliyah berkuasa di Mesir dan Baghadad. Disebut juga Tujuh Imam. Dinamakan demikian sebab mereka percaya bahwa imam hanya tujuh orang dari 'Ali bin Abi Thalib, dan mereka percaya bahwa imam ketujuh ialah Isma'il. Urutan imam mereka yaitu:
1) Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2) Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan Al-Mujtaba
3) Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain Asy-Syahid
4) Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5) Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad Al-Baqir
6) Ja'far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal dengan Ja'far Ash-Shadiq
7) Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far ash-Shadiq dan kakak Musa al-Kadzim.
d. Kaum Ghulat
Merupakan golongan yang berlebih-lebihan dalam memuja Ali bin Abi Thalib atau imam mereka yang lain dengan menganggap bahwa para imam terdebut bukan manusia biasa, melainkan jelmaan Tuhan atau bahkan Tuhan itu sendiri.
Seorang ulama Ahlussunnah, Muhammad Abu Zahrah, mengatakan kelompok Syiah ektremis ini hampir dapat dikatakan telah punah.
Di dalam Syiah Ghulat terdapat beberapa golongan, yakni As-Sabaiyah, Al-Khaththabiyah, Al-Ghurabiyah, Al-Qaramithah, Al-Manshuriyah, An-Nushaiziyah, Al-Kayyaliyah, Al-Kaisaniyah, dan lainnya.
Menurut Asy-Syahrastany, As-Sabaiyah adalah pengikut Abdullah bin Saba' yang konon pernah berkata kepada Sayyidina Ali: “Anta Anta,” yang berarti "Engkau adalah Tuhan". Ia juga menyatakan sahabat Nabi ini memiliki tetesan ketuhanan.
Sementara Al-Khaththabiyah adalah penganut aliran Abu Al-Khaththab Al-Asady yang menyatakan Imam Ja'far Ash-Shadiq dan leluhurnya adalah Tuhan. Sementara Imam Ja'far mengingkari dan mengutuk kelompok ini. Lantaran sikap tersebut, pemimpin kelompok ini, Abu Al-Khaththab, mengangkat dirinya sebagai imam.
Golongan Al-Ghurabiyah percaya malaikat Jibril diutus Allah untuk Ali bin Ali Thalib ra. Namun, mereka menilai malaikat Jibril keliru dan berkhianat sehingga menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad.
Sementara Syiah Qaramithah dikenal sangat ekstrem karena menyatakan Syyidina Ali bin Abi Thalib adalah Tuhan. Kelompok ini pernah berkuasa di Bahrain dan Yaman, serta menguasai Mekah pada 930 Masehi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkataan Mu’tazilah berasal dari bahasa Arab (I'tazala) yang bermaksud "meninggalkan", "menjauhkan diri". Mu’tazilah adalah satu satu dari madzhab teologi dalam Islam. Kelahiran Mu’tazilah, oleh lawan-lawannya, biasanya dikaitkan dengan keluarnya Washil ibn Atha dari halaqah gurunya, Hasan Basri, karena perbedaan pendapat tentang status orang Islam yang melakukan dosa besar
Diatara doktrin mu’tazilah yang dimunculkan oleh mereka yaitu mengenai Kalam Mu’tazilah, yang dirumuskan dalam lima prinsip pokok yang disebut “al- Ushul al-Khamsah”. (1) Keesaan Tuhan, (2) Keadilan-Nya, (3) Janji dan ancaman-Nya, (4) Posisi di antara dua posisi, (5) Perintah untuk melakukan perbuatan baik dan mencegah perbuatan jahat.
Implikasi dari bermunculannya aliran kalam yang berbeda-beda tersebut dalam bidang hukum khususnya hukum islam ialah adanya berbagai macam ikhtilaf karena perbedaan sudut pandang dalam memahami hukum maupun metode yang di anut atau dilalui dari masing-masing aliran kalam tersebut.
Ajaran dalam Syi'ah amatlah banyak dan berbeda-beda, sehingga kita harus mencari dan mengetahui ajaran-ajaran, doktrin-doktrin, dan tokoh-tokoh yang berdampak besar dalam golongan ini. Selain itu, di dalam aliran Syi’ah ini terdapat banyak bagian-bagian dan perbedaan pendapat dalam bertahuid. Yang ditandai dengan munculnya beberapa sekte seperti Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan Kaum Ghulat.
Hal ini menuntut kita untuk selalu berhati-hati serta mengantisipasi atas adanya doktrin keras yang mungkin berkembang, atau bahkan telah begitu pesat dalam penyebarluasan ajarannya ke negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti di Indonesia. Salah satunya adalah menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin. Bahkan yang lebih parah adalah yang memuja dan menganggap bahwa Ali bin Abi Thalib bukan manusia biasa, melainkan jelmaan Tuhan atau bahkan Tuhan itu sendiri.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus selalu cermat serta berhati-hati dalam meyakini dan mempelajari suatu aliran baik itu Syi’ah maupun aliran pemikiran yang lain. Selain itu, jangan sampai terlalu fanatik, karena fanatisme akan berdampak pada keburukan. Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebih-lebihan.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, hendaknya menyadarkan kita tentang keanekaragaman dalam Islam. Faham-faham yang ada dalam agama Islam hendaknya juga menjadi penambah khazanah pemikiran kita. Dalam pembahasan Ilmu Kalam ini, banyak faham-faham yang menyalahi, tapi kita juga jangan terlalu menyalahkan mereka karena setiap keyakinan yang mereka yakini mempunyai bukti atau argumentasi tersendiri, dan juga setiap keyakinan yang telah terlahir tidak mudah dirubah begitu saja disebabkan keyakinan adalah berasal dari sang pencipta.
Ahmad ibn Yahya al-Murtadho, Kitab Tabaqat al-Mu’tazilah, ed. Susanna Diwald-Wiltzer, hal 9-24. Tentang Hasan Basri
Montgomery Watt, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2006
Khudori Soleh, Wacana Baru Filsafat Islam, Pustaka Pelajar ,Yogyakarta, , 2004, hlm. xvii
Artikel D. Sourdel,“The Abbasid Caliphate” dalam ‘Cambridge History of Islam’, ed. PM. Holt, KS. Lambton dan Bernard Lewis " Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran-Aliran Sejarah, Analisa, Perbandingan"
Nasution, Harun, Teologi islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta: Universitas Indonesia, 1986.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Beberapa Aspek Jilid II, Universitas Indonesia press, Jakarta, 2008.
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/01/078426800/Mengenal-4-Kelompok-dalam-Syiah
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fmjays.weebly.com%2Fuploads%2F6%2F4%2F7%2F3%2F6473144%2Fagus_t_sphi_teologi_muktazilah.doc&ei=OTGUUeayA8KQrQeStoCIAw&usg=AFQjCNFlLSG7-OfCSmZpU_z2ynKzXrz3pg&bvm=bv.46471029,d.bmk